- Jenis tulisan dalam laras ilmiah
BERSADARKAN RAGAMNYA
1. Faktawi
a. tulisan ilmiah
b. informatif/ilmiah populer
2. Khayali
1. Faktawi
a. tulisan ilmiah
b. informatif/ilmiah populer
2. Khayali
BERDASARKAN KADAR KEILMIAHAN
1) Ilmiah murni
2) Ilmiah populer
Konsumsi masyarakat umum
Tema-tema yang diangkat yang mudah
dipahami secara umum, misalnya kesehatan,
kecantikan, politik, dsb.
JENIS-JENIS TULISAN ILMIAH MURNI
1. Makalah
Berupa makalah yang sudah diperbaharui,
prosiding seminar, artikel ilmiah.
3. Laporan akhir dibuat untuk tujuan akademis
JENIS TULISAN INFORMATIF/ILMIAH POPULER
1. Esai
2. Tajuk Rencana
3. Opini
4. Feature
5. Resensi Buku
6. Ulasan
1) Ilmiah murni
- Memiliki tujuan tertentu dan bersifat akademis.
- Jangkauan pembacanya terbatas pada kaum
2) Ilmiah populer
Konsumsi masyarakat umum
Tema-tema yang diangkat yang mudah
dipahami secara umum, misalnya kesehatan,
kecantikan, politik, dsb.
JENIS-JENIS TULISAN ILMIAH MURNI
1. Makalah
- Makalah kerja
- Makalah tugas
- Makalah penelitian
Berupa makalah yang sudah diperbaharui,
prosiding seminar, artikel ilmiah.
3. Laporan akhir dibuat untuk tujuan akademis
JENIS TULISAN INFORMATIF/ILMIAH POPULER
1. Esai
2. Tajuk Rencana
3. Opini
4. Feature
5. Resensi Buku
6. Ulasan
- Eksposisi, figumentasi, Narasi, Deskriptif
A. Narasi
adalah menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga
pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang di ceritakan itu.
Narasi dibangun oleh sebuah alur
cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita,
konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan
oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
3. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
4. Memiliki nilai estetika.
5. Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
3. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
4. Memiliki nilai estetika.
5. Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
Jenis-jenis Karangan Narasi
a. Narasi Ekspositorik (Narasi
Teknis)
Narasi Ekspositorik adalah narasi
yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu
peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan
data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku
diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini sampai terakhir dalam
kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan
eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada,
tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
b. Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang
berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat
terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah
melihat.
Contoh:
a. Narasi ekspositoris
a. Narasi ekspositoris
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin
bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu
bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh
kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai
pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung
Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar
Ahma, sang pengantin….
Sumber : Tempo, 20 Februari 2005
dari alamat website www.scribd.com
b. Narasi sugestif
Patih Pranggulang menghunus
pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi
aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh
Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu
dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang
melakukan hal itu. Akan tetapi semuanya gagal.
Contoh lain :
Kemampuan apresiasi musik pada seorang anak dapat dibentuk melalui tiga cara. Pertama, secara alamiah seseorang dibiasakan mendengarkan karya musik. Kebiasaan itu dimulai sejak anak masih berupa janin dalam rahim ibunya. Persentuhan emosi sang ibu dengan berbagai irama yang didengarkan akan ikut dirasakan oleh janin. Besar kemungkinan akan terjadi respons motorik janin yang dirasakan oleh sang ibu. Kedua, sejak anak dilahirkan ia dibiasakan dengan berbagai irama musik yang mengiringnya pada saat menjelang tidur atau bermain. Alat pendengar anak menjadi peka menangkap berbagai irama dari instrumen musik yang didengarnya. Lambat-laun, seiring dengan pertumbuhan fisik dan kognisinya, musik akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak. Ketiga, apresiasi musik dikembangkan melalui pendidikan formal. Untuk itu, pendidikan musik diarahkan kepada pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan sikap kritis serta kreatif terhadap karya musik.
Kemampuan apresiasi musik pada seorang anak dapat dibentuk melalui tiga cara. Pertama, secara alamiah seseorang dibiasakan mendengarkan karya musik. Kebiasaan itu dimulai sejak anak masih berupa janin dalam rahim ibunya. Persentuhan emosi sang ibu dengan berbagai irama yang didengarkan akan ikut dirasakan oleh janin. Besar kemungkinan akan terjadi respons motorik janin yang dirasakan oleh sang ibu. Kedua, sejak anak dilahirkan ia dibiasakan dengan berbagai irama musik yang mengiringnya pada saat menjelang tidur atau bermain. Alat pendengar anak menjadi peka menangkap berbagai irama dari instrumen musik yang didengarnya. Lambat-laun, seiring dengan pertumbuhan fisik dan kognisinya, musik akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak. Ketiga, apresiasi musik dikembangkan melalui pendidikan formal. Untuk itu, pendidikan musik diarahkan kepada pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan sikap kritis serta kreatif terhadap karya musik.
Contoh
lain:
Sepulang haji, satu-satunya benda berharga yang sempat di beli bu marsih yaitu sebuah kalung dan cincin. Pada saat tiba di tanah air ia simpan kalung dan cincin itu menjadi semacam tabungan baginya.Namun karena dia mempunyai usaha suatu ketika usahanya tersebut mengalami kerugian sampai-sampai uang modalnya pun termakan dan kalung,cincin tersebut di jualnya bu marsih pun sangat sedih.
Sepulang haji, satu-satunya benda berharga yang sempat di beli bu marsih yaitu sebuah kalung dan cincin. Pada saat tiba di tanah air ia simpan kalung dan cincin itu menjadi semacam tabungan baginya.Namun karena dia mempunyai usaha suatu ketika usahanya tersebut mengalami kerugian sampai-sampai uang modalnya pun termakan dan kalung,cincin tersebut di jualnya bu marsih pun sangat sedih.
B. Deskripsi
adalah menggambarkan sebuah objek sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah
melihat sendiri objek yang di gambarkan itu.
Karangan deskripsi memiliki
ciri-ciri seperti:
- Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
- Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
- Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
- Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
- Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
- Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Pola pengembangan paragraf
deskripsi:
- Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
- Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
- Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
- Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
- Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
- Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
Contoh:
Pada jumat kemaren terjadi pembunuhan seorang anak perempuan yang berumur 14 th. Setelah di selidiki oleh polisi ternyata anak tersebut korban dari pemerkosaan. Anak tersebut memiliki ciri-ciri perawakan langsimg ,tinggi,rambut lurus,dan memakai baju berwarna putih.
Pada jumat kemaren terjadi pembunuhan seorang anak perempuan yang berumur 14 th. Setelah di selidiki oleh polisi ternyata anak tersebut korban dari pemerkosaan. Anak tersebut memiliki ciri-ciri perawakan langsimg ,tinggi,rambut lurus,dan memakai baju berwarna putih.
C. Eksposisi
adalah memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar
pembaca mendapatkan informasi dan pengetahuan sejelas-jelasnya dengan di
kemukakan data-data,fakta untuk memperjelas pemaparannya.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
a. Memaparkan definisi (pengertian).
b. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.
a. Memaparkan definisi (pengertian).
b. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.
Contoh:
Paragraph 1 (a)
Paragraph 1 (a)
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara
memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui
darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan,
baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah
penyakit.
Paragraph
2 (b)
Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan
takut? Bagaimana cara mengatasinya? Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi
rasa takut tersebut. Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila
menghadapi situasi atau suasana tertentu; kedua, pelajari sebaik-baiknya bila
menghadapi situasi tersebut; ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri;
keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda; kelima,
untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian
melaluin latihan atau belajar sungguh-sungguh.
D. Karangan argumentasi adalah jenis paragraf yang
mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan
fakta (benar-benar terjadi).
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Argumentasi bertujuan untuk membuktikan
suatu kebenaran sehingga pembaca menyakini kebenarannya itu.perlu pembuktian
dan data
Ciri-ciri karangan argumentasi:
- Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
- Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
- Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
- Penutup berisi kesimpulan.
Contoh :
Sungai yang sudah tercemar oleh limbah pabrik berbahaya bagi kesehatan,air tersebut tidak dapat lagi di pakai untuk mandi karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti gatal,diare dan penyakit kulit apalagi air tersebut untuk diminum oleh karena itu pemerintah kota jakarta menganjurkan agar pabrik berusaha mengamankan limbahnya sehingga tidak mencemari dan merugikan penduduk.
- Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
- Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
- Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
- Penutup berisi kesimpulan.
Contoh :
Sungai yang sudah tercemar oleh limbah pabrik berbahaya bagi kesehatan,air tersebut tidak dapat lagi di pakai untuk mandi karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti gatal,diare dan penyakit kulit apalagi air tersebut untuk diminum oleh karena itu pemerintah kota jakarta menganjurkan agar pabrik berusaha mengamankan limbahnya sehingga tidak mencemari dan merugikan penduduk.
E.
Paragraf
persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau
berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat
tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Persuasi
bertujuan untuk membujuk orang secara halus atau membuktikan suatu pendapat
Contoh :
Marilah kita biasakan hidup sehat di mulai dari hal yang paling kecil.,salah satunya membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun.oleh karena itu gunakanlah sabun untuk menghilangkan kuman. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun harus selalu di galakkan sebelum dan sesudah makan, sesudah memegang benda yang kotor dan setelah membuang air besar dan buang air kecil.
Dengan cara ini kita sudah melakukan salah satu langkah untuk mengurangi penularan penyakit
Contoh :
Marilah kita biasakan hidup sehat di mulai dari hal yang paling kecil.,salah satunya membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun.oleh karena itu gunakanlah sabun untuk menghilangkan kuman. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun harus selalu di galakkan sebelum dan sesudah makan, sesudah memegang benda yang kotor dan setelah membuang air besar dan buang air kecil.
Dengan cara ini kita sudah melakukan salah satu langkah untuk mengurangi penularan penyakit
Sehingga mendapat
kesimpulan perbedaan paragraf- paragraf
sebagai berikut
Eksposisi
|
Deskripsi
|
Persuasi
|
Narasi
|
Argumentasi
|
Eksposisi
adalah paparan/penjelasan
|
Deskripsi
adalah
gambaran
|
Persuasi
adalah bujukan
|
Narasi
adalah cerita
|
Argumentasi
adalah pendapat yang disertai fakta
|
Berisikan
suatu informasi
|
Berisikan
gambaran suatu benda
|
Berisikan
bujukan
|
Berisikan
kejadian atau peristiwa
|
Berisikan
suatu pendapat
|
- Syarat Pembentukan Paragraf
1. Kesatuan
Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut.
Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf
tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain,
uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan
merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah
paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
2. Kepaduan
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan kalimat-kalimat yang
berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan
memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah
memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya
perloncatan pikiran yang membingungkan.
Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah
sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.
- Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya dll
- Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti, meskipun dll
- Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya dll
- Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi dll
- Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, kemudian dll
- Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: ringkasnya, misalnya, yakni, sesungguhnya dll
- Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sana, dekat, di seberang dll
3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.
Letak Kalimat Topik dalam Sebuah Paragraf
Sebuah paragraf dibangun dari beberapa kalimat yang saling menunjang
dan hanya mengandung satu gagasan pokok saja. Gagasan pokok itu
dituangkan ke dalam kalimat topik / kalimat pokok. Kalimat topik/kalimat
pokok dalam sebuah paragraf dapat diletakkan, di akhir di awal, di awal
dan akhir, atau dalam seluruh paragraf itu.
Pengembangan Paragraf.
Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan
dengan membuat kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu.
Secara ringkas, pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, susunlah kalimat topik dengan
baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit dikembangkan,
jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang panjang
lebar). Kedua, tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang
menyolok dan jelas dalam sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat
topik tersebut dengan detail-detail/ perincian-perincian yang tepat.
Keempat gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di
antara paragraf.
Paragraf Berdasarkan Teknik Pengembangannya
1. Secara Alamiah
Dalam teknik ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada
objek/kejadian yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam
urutan, yaitu:
– urutan ruang (spasial), membawa pembaca dari satu titik ke titik
berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran dari
depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari bawah ke atas, dan
sebagainya;
– urutan waktu (kronologis), menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
2. Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang
dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan
gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi kedudukan/kepentingannya.
3. Umum – Khusus & Khusus – Umum (deduktif & induktif)
Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara
deduktif dan induktif. Berikut ini secara urut akan disajikan contoh
paragraf yang dikembangkan dengan cara deduktif dan induktif.
- Kalimat Topik dan Peletakannya
Gagasan atau pendapat dapat dikemukakan secara lisan dan tertulis.
Pada prinsipnya penyampaian gagasan atau pendapat secara lisan dan tulis
hampir tidak berbeda. Dalam mengemukakan pendapat diperlukan rumusan
ide pokok yang jelas dan ide pendukung yang memadai. Mengemukakan
pendapat secara tertulis dalam bentuk paragraf-paragraf perlu
menggunakan cara pengaturan ide pokok dan ide pendukung yang baik. Untuk
itu ikutilah tahap-tahap cara mengemukakan pendapat secara tertulis
berikut ini.
Berdasarkan isinya, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf dapat
dibedakan menjadi kalimat topik dan penjelas. Kalimat topik sering juga
disebut kalimat utama, kalimat pokok, kalimat sentral dan juga kalimat
tesis. Kalimat ini merupakan kalimat yang sangat penting, karena berisi
ide pokok paragraf. Kalimat ini sebagai pusat kalimat-kalimat yang lain
dalam paragraf tersebut. Rumusan kalimat topik harus mengandung dua
unsur pokok, yaitu topik dan pembatas. Secara sederhana kalimat topik
dapat dibuatkan rumus sebagai berikut.
Kalimat Topik = Topik + Pembatas
Topik merupakan kata atau frasa kunci yang berisi pokok pembicaraan
yang dikembangkan dalam paragraf. Biasanya, topik itu mencakup masalah
yang sangat luas. Oleh sebab itu, topik perlu dibatasi. Tanpa dibatasi,
topik tidak mungkin dapat diterangkan dengan hanya satu paragraf. Oleh
sebab itu, pembatas dalam kalimat topik sangat diperlukan. Dalam
paragraf pembatas berfungsi untuk pemersempit cakupan topik. Topik yang
telah dibatasi itu dinamakan kalimat topik.
Kalimat topik dapat ditempatkan pada awal paragraf. Pola menempatkan
kalimat topik di awal paragraf ini merupakan cara pengungkapan gagasan
secara deduktif. Artinya, ide yang penting (pokok) ditempatkan di awal
dan diikuti oleh penjelas. Letak kalimat topik di awal dapat mempermudah
pembaca dalam menemukan ide pokok paragraf. Letak kalimat topik yang
demikian itu membantu dalam membaca jenis skimming, skipping, dan
scanning. Contoh
Jakarta adalah kota keras. Penodong merajalela. Teman saya dari Malang
ditodong di depan pertokoan. Dengan tiba-tiba tiga orang sudah
mengelilinginya. Saku celananya dibedah begitu saja. Dengan sekali tarik
di bagian saku, semua uang tunai dan travelers cheque-nya terbang. Ia
pulang ke hotel dengan celana bedah. Tahun lalu, seorang tentara kena
todong juga di dalam bus kota yang terkenal angker itu. Ia dengan tenang
mencabut–bukan dompet–pistol dan menembak penodong itu tanpa ampun.
Masyarakat menyanjungnya sebagai pahlawan. Tetapi, toh ia harus
berhadapan dengan polisi.
Paragraf di atas, kalimat topiknya diletakkan di awal paragraf.
Kemudian disusul dengan beberapa kalimat penjelas yang berupa contoh
atau bukti-bukti yang mendukung kalimat topik. Paragraf yang kalimat
topiknya diletakkan pada awal paragraf dan diikuti oleh pendukung topik
dinamakan paragraf deduktif. Bila dianalisis, akan tampak seperti
berikut.
Kalimat Topik: Jakarta adalah kota keras.
Bukti-bukti:
a) Teman dari Malang ditodong
b) Seorang tentara ditodong di bus kota.
Bukti-bukti:
a) Teman dari Malang ditodong
b) Seorang tentara ditodong di bus kota.
Peletakan kalimat topik pada awal kalimat itu sangat menguntungkan
para pembaca. Dengan cara seperti itu, pembaca dapat cepat menangkap ide
sentral paragraf. Setelah itu, pembaca hanya mengikuti bukti-bukti yang
memperkuatnya.
Mengungkapkan Gagasan secara Induktif: Menempatkan Kalimat Topik di Akhir
Mengemukakan gagasan dapat diawali dengan contoh-contoh atau bukti. Contoh-contoh itu digunakan untuk memberikan gambaran awal dan kemudian diikuti oleh sebuah kalimat simpulan. Kalimat simpulan inilah yang disebut kalimat topik. Contoh
Mengemukakan gagasan dapat diawali dengan contoh-contoh atau bukti. Contoh-contoh itu digunakan untuk memberikan gambaran awal dan kemudian diikuti oleh sebuah kalimat simpulan. Kalimat simpulan inilah yang disebut kalimat topik. Contoh
Di tengah malam buta itu, Alex tiba-tiba bangkit dari tempat tidurnya.
Dia langsung menghajar istrinya, membanting jendela, dan membuat
lubang-lubang di dinding rumahnya. Lalu dia rebah lagi dan langsung
terlelap. Esoknya dia bangun seperti biasa, ramah pada istrinya seolah
tak terjadi apa-apa tadi malam. Sang istri tentu saja terheran-heran.
Mel Abel, 73 tahun, tampak lain lagi. Setiap hendak tidur, bekas
pengusaha real estate itu lebih dulu mengikat dirinya di ranjang dengan
sabuk pengaman. Ini perlu dilakukan, karena Abel selalu giat, walaupun
dalam tidurnya. Ternyata, sabuk itu tidak menolong banyak, karena
akhirnya Abel sering bisa melepas sabuk. Saat bangun pagi, dia menemukan
istrinya gemetar di sampingnya, waswas melihat tingkahnya. Dan Abel,
seperti biasa, tak paham apa yang sebenarnya terjadi. Itulah penyakit
tidur aktif, yang banyak menyerang orang-orang berusia lanjut.
(Diadaptasi dari Tempo, 6 Februari 1988)
Kalimat topik paragraf di atas diletakkan pada bagian akhir. Paragraf
itu diawali dengan contoh-contoh yang berupa anekdot, kemudian diikuti
dengan sebuah simpulan. Paragraf demikian disebut paragraf induktif.
Paragraf induktif di atas dapat dianalisis sebagai berikut. Contoh
Contoh-contoh:
a) Kasus Alex
b) Kasus Mel Abel
Kalimat topik: Itulah penya kit “tidur aktif” yang sering banyak
menyerang orang-orang berusia lanjut.
a) Kasus Alex
b) Kasus Mel Abel
Kalimat topik: Itulah penya kit “tidur aktif” yang sering banyak
menyerang orang-orang berusia lanjut.
Selain diletakkan di awal atau di akhir paragraf, kalimat topik dapat
juga diletakkan di awal dan akhir secara bersama-sama seperti paragraf
di bawah ini.
Kacang kedele merupakan bahan makanan yang tinggi kadar proteinnya.
Menurut hasil penelitian ilmiah, protein yang dikandungnya mencapai 35%
dari beratnya. Dibanding dengan kadar protein yang dikandung oleh bahan
makanan lain kadar protein kedele dapat diperoleh perbandingan seperti
berikut, yaitu dua kali protein daging, empat kali telur, empat kali
gandum, lima atau enam kali roti, dan dua belas kali susu. Selain jumlah
kadar proteinnya, protein kedelai mempunyai kualitas yang baik. Pada
umumnya telah dikenal bahwa protein hewani seperti daging, susu, telor
mempunyai protein lengkap, sebaliknya protein nabati dikenal tidak
lengkap. Namun, ternyata protein kedele meskipun termasuk protein
nabati, kualitasnya lebih mirip menggambarkan protein hewani. Jelasnya,
kacang kedele mempunyai kadar protein yang tinggi dan kualitas protein
yang lengkap. Jadi, kacang kedele itu merupakan bahan makanan yang baik.
Kalimat topik paragraf di atas diletakkan pada awal paragraf dan
diulang pada akhir paragraf. Paragraf ini sering disebut paragraf
deduktif-induktif (campuran).
- Pola Pengembangan Paragraf
Pola pengembangan paragar dibagi menjadi beberapa bagian antara lain adalah ;
1. Pola pengembangan paragaf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat khusus. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf
Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat khusus. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf
2. Pola Pengembangan Paragaf Induktif,
Paragraf induksi adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Paragraf induktif kalimat utamanya berada di akhir paragraf. Pola pengembangan paragraf induktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
a. Generalisasi, Paragaraf yang dikembangkan dengan pola hubungan dari khusus ke umum
contoh:
Gelombang cinta merupakan salah satu jenis anthurium yang mempunyai harga mahal. Jenmani juga merupakan anthurium yang banyak dicari karena harganya yang fantastis. Selain karena harganya, jenmani dicari penggemar tanaman hiasa karena keindahan daunnya. Tidak hanya jenmani dan gelombang cinta yang dicari penggemar tanaman hias, namun semua jenis anthurium ikut diburu penggemar tanaman hias karena memiliki harga yang tinggi
b. Analogi, Paragraf yang dikembangkan dengan membandigkan dua atau lebih benda yang dianggap memiliki kesamaan kemudian menarik kesimpulan.
Contoh:
Gelombang cinta dapat dilihat dari gelombang daunnya. Indahnya gelombang cinta sama seperti gelombang air. Semakin banyak gelombang yang dihasilkan daunnya, semakin indah pula gelombang cinta. Begitu juga dengan gelombang air, semakin bergelombang air semakin indah untuk dinikmati. Dengan demikian, indahnya gelombang cinta dan air terletak pada gelombang yang dihasilkan
Contoh:
Gelombang cinta dapat dilihat dari gelombang daunnya. Indahnya gelombang cinta sama seperti gelombang air. Semakin banyak gelombang yang dihasilkan daunnya, semakin indah pula gelombang cinta. Begitu juga dengan gelombang air, semakin bergelombang air semakin indah untuk dinikmati. Dengan demikian, indahnya gelombang cinta dan air terletak pada gelombang yang dihasilkan
c. Sebab-akibat, Paragraf yang dikembangkan berdasarkan huubungan sebab akibat. Dalam paragraph ini akibat bertindak sebagai gagasan pokok atau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya sebab bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh :
Gelombang cinta memiliki daun yang bergelombang, harga gelombang cinta juga tinggi. Tidak hanya itu, kepopuleran gelombang cinta membuat orang ingin memilikinya. Tidak heran banyak orang ingin membudidayakan gelombang cinta.
Contoh :
Gelombang cinta memiliki daun yang bergelombang, harga gelombang cinta juga tinggi. Tidak hanya itu, kepopuleran gelombang cinta membuat orang ingin memilikinya. Tidak heran banyak orang ingin membudidayakan gelombang cinta.
d. Akibat-sebab, Paragraf yang dikembangkan berdasarkan hubungan akibat sebab. Dalam paragrap ini sebab bertindak sebgai gagasasn pokok tau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya akibat bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh :
Para pembeli gelombang cinta terpaksa berdesak-desakan di luar took. Mereka juga berdesak-desakan di dalam took. Mereka ada yang duduk, ada yang berdiri, ada pula yang antre. Bahkan, ada yang duduk beralaskan Koran. Mereka rela mengantre karena harga gelombang cinta di took itu sangat murah
Contoh :
Para pembeli gelombang cinta terpaksa berdesak-desakan di luar took. Mereka juga berdesak-desakan di dalam took. Mereka ada yang duduk, ada yang berdiri, ada pula yang antre. Bahkan, ada yang duduk beralaskan Koran. Mereka rela mengantre karena harga gelombang cinta di took itu sangat murah
3. Pola Pengembangan Paragraf Campuran,
Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Dalam hal ini kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit penekanan dan variasi
Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Dalam hal ini kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit penekanan dan variasi
4. Pola pengembangan paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang kalimat utamanya tersebar di seluruh bagian paragraf.
Paragraf naratif adalah paragraf yang kalimat utamanya tersebar di seluruh bagian paragraf.
5. Pola pengembangan paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf (di antara awal dan akhir paragraf)
Contoh :
Seminggu menjelang hari raya Idhul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Mulai dari harga makanan pokok hingga sandang. Masyarakat khawatir jika tidak mempersiapkan kebutuhan hari raya dari sekarang, stok kebutuhan menjelang hari raya semakin sedikit. Seriring meningkatnya kebutuhan orang banyak, rupanya kekhawatiran masyarakat tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang untuk meningkatkan harga kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang yang seperti ini, terpaksa masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.
Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf (di antara awal dan akhir paragraf)
Contoh :
Seminggu menjelang hari raya Idhul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Mulai dari harga makanan pokok hingga sandang. Masyarakat khawatir jika tidak mempersiapkan kebutuhan hari raya dari sekarang, stok kebutuhan menjelang hari raya semakin sedikit. Seriring meningkatnya kebutuhan orang banyak, rupanya kekhawatiran masyarakat tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang untuk meningkatkan harga kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang yang seperti ini, terpaksa masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.